Berita bola-Ketika di pertengahan tahun 2016, klub Atletico Nacional de Medellin sangat banyak mendapatkan jatah pemberitahuan di saluran publik. Dimulai dari kesuksesan mereka menerobos ke babak final Copa Libertadores beserta dengan Independiente del Valle, klub dari Ekuador. Untuk final ‘’guncangan’’itu, Atletico Nacional sukses masuk menjadi pemimpin. Trofi juara itu sebagai trofi Copa Libertadores untuk pertama kalinya mereka ketika di tahun 1989 yang lalu.
Untuk 4 bulan berlalu, geler Atletico Nacional kembali sebagai buah ucapan. Sangat di sayangkan, bukan hasil yang membikin gelar klub dari kota Medellin itu kembali dibicarakan. Gelar mereka kembali muncul karena sebuah petaka.
Pada tanggal 29 November di tahun 2016 yang lalu. Pertandingan final Copa Sudamericana waktu Atletico Nacional oleh klub dengan asal Brasil, Chapecoense, semestinya bertanding. Namun, belum sempat menjejakkan kaki di Medellin, pasukan dari Chapecooense yang menaiki pesawat sewaan LaMia 2933 gugur. Pesawat yang terbang dari kota Bolivia itu ditebak kekeringan bahan bakar dan pada akhirnya jatuh di lokasih hutan dekat kota La Union, pada tepatnya di Kolombia.
Sementara itu di rundungan duka, laga final pun belum digelar dan menjadi sikap pengagungan, gelar juara pada akhirnya didapatkan oleh Chapecoense. Tanpa keinginan apa-apa. Klub Atletico Nacional pun pada akhirnya rela gelar itu terbang ke tangan Chapeco. Tidak apa, toh lebih dahulu trofi Copa Libertadores itu mereka sudah simpan, dan untuk gelar ini. Klub itu pun berwenang untuk mengganti Amerika Selatan di Piala Dunia Antarklub.
Hasil dari pokok yang Ditanam oleh Pablo EscobarUntuk 4 bulan berlalu, geler Atletico Nacional kembali sebagai buah ucapan. Sangat di sayangkan, bukan hasil yang membikin gelar klub dari kota Medellin itu kembali dibicarakan. Gelar mereka kembali muncul karena sebuah petaka.
Pada tanggal 29 November di tahun 2016 yang lalu. Pertandingan final Copa Sudamericana waktu Atletico Nacional oleh klub dengan asal Brasil, Chapecoense, semestinya bertanding. Namun, belum sempat menjejakkan kaki di Medellin, pasukan dari Chapecooense yang menaiki pesawat sewaan LaMia 2933 gugur. Pesawat yang terbang dari kota Bolivia itu ditebak kekeringan bahan bakar dan pada akhirnya jatuh di lokasih hutan dekat kota La Union, pada tepatnya di Kolombia.
Sementara itu di rundungan duka, laga final pun belum digelar dan menjadi sikap pengagungan, gelar juara pada akhirnya didapatkan oleh Chapecoense. Tanpa keinginan apa-apa. Klub Atletico Nacional pun pada akhirnya rela gelar itu terbang ke tangan Chapeco. Tidak apa, toh lebih dahulu trofi Copa Libertadores itu mereka sudah simpan, dan untuk gelar ini. Klub itu pun berwenang untuk mengganti Amerika Selatan di Piala Dunia Antarklub.
Menjadi klub yang ambil perhatian bersarang di luar 2 klub sepak bola Amerika Selatan, Argentina dan Brasil Atletico Nacional memang benar mengguncangkan dunia pada tahun itu. Apa yang mereka perlihatkan seakan mengganti nama buruk yang nampak pasal kekuasaan mafia yang berposisi di balik layar itu sekitar 3 puluh tahun yang lalu.
Menakjubkan Atletico Nacional ketika di tahun itu dan mengguncangkan untuk apa yang mereka nampakkan pada tahun 1980 yang lalu. Biarpun bermain di lapangan divisi utama Liga Kolombia, enggak ada hasil yang cemerlang untuk diambil oleh klub Atletico Nacional ketika itu.
Akan tetapi, tepukan sebelah tangan yang biasa diterima oleh Atletico Nacional begitu hilang aja seiring dengan menculnya 1 nama baru di dunia kejahatan di Kolombia; Pablo Escobar. Menjadi kunci narkoba untuk daerah transaksi hingga ke Amerika Serikat, Escobar sampai bisa mengganti tanggapan buruk yang timbul kepada mafia di lingkungan pencinta sepak bola teritorial.
Escobar yang baru operasi bergabung di Medellin secara enggak tepat membuat klub Atletico Nacional menjadi klub kesayangannya. Enggak hanya membuat Atletico Nacional menjadi klub besar di pertandingan sepak bola Kolombia, dia juga bisa melakukan Atletico Nacional sebagai klub yang benar-benar ‘’ dihargai’’. Untuk kerap bermain menjadi motivator di daerah stadion.
Diterangan dengan jaime Gaviria, saudarah Pablo Escobar di film The Two Escobars,’’dia ialah boss besar di wilayah itu. Penguasa duni terowongan.’’ Escobar pun disegani oleh penduduk setempat dan apa yang diamau dengan laki-laki yang lahir pada tanggal 1 november tahun 1949 itu, lebih bagus diturutin aja.
Ketika Plato o plomo. Harta atau nyawa, Perak atau timah. Perasaan itu menjadi sama oleh sosok Pablo Escobar yang sangking sering dia beri disaat dia sedang ‘’bertawaran’’. Oleh Escobar, pilihan itu tetap ada jalannya, akan tetapi orang yang menunjuk plomo atau pelor menjadi pilihan hampir enggak ada lagi.
0 komentar:
Posting Komentar