Selalu Menyajikan Berita Terkini

Kamis, 02 Maret 2017

MENJUARAI DISEGALA RAKSASA, SAMPDORIA PADA TAHUN 1991



Nama lengkap, Sampdoria ketika di era millenium saat ini bisa kita kenal menjadi salah satu klub yang medioker di Seri-A biarpun dalam zaman pertandingan Calcio, klub Sampdoria merupakan salah satunya klub yang berposisi tetap bertanding di Seri-A akan tetapi klub itu enggak pernah mendapatkan kedudukan yang sangat bagus contonya serupa klub lainnya misalnya oleh klub AS Roma, Inter Milan,Juventus Dan AC Milan.

Ketika melewatin awal di pertengahan, pada tahun 1980 sebagai pengnurus klub Sampdoria dengan seseorang penjaga lokal yang bernama Paolo Mantovani baru klub itu pelan-pelan untuk menapakkan gaya baru. Oleh direkrutnya seseorang Vujadin Boskov menjadi pelatih klub Sampdoria, ketika itu Boskov pun berhasil untuk meruba perjalanan untuk klu itu yang tadinya seakan-akan dilihat sebagai klub mini menjadi salah satu klub yang di hargai.

Biarapun di awal ditangani oleh Boskov dikasih pemain-pemain yang seadanya, akan tetapi hasilnya dengan perilaku ajarannya, Boskov iyalah para peserta yang menjadi pemain terkenal untuk di tahun berikutnya, contonya serupa Gianluca Pagliuca, Roberto Mancini, Gianluca Vialli, dan. Vujadin Boskov pun terakhirnya menuntun klub Sampdoria mengambil Piala Liga Italia untuk yang ke-2 kalinya di tahun 1988, sebaliknya Sampdoria bisa bertahan di Seri A, mereka berdiri bertahan di peringat yang ke-5. Keberhasialan klub Sampdoria mengambil Copa Italia itu dan meraka melangka berlaga di pertandingan Eropa yang kususnya dibuka untuk para jawara piala setempat kususnya untuk benua Eropa aja. Tidak diduga. Klub Sampdoria sukses menerobos masuk ke final, dan pada akhirnya meraka di kalakan oleh klub Barcelona dengan skro 2-0.


Kekecewaan ketika di final piala winners, enggak bisa melakukan hasil Sampdoria merosot, dikarenakan keberhasilan mendapatkan Coppa italia pada tahun 1989 untuk menaklukan klub Napoli dengan keberhasilan gol, Sampdoria pun bertanding kembali di perlagan Piala Winners untuk yang kedua kalinya, klub Sampdoria pun kembali mengambil hasil masuk ke final, untuk memasuki yang kedua di final, Sampdoria pada akhirnya sebagai sang juara sesudah menaklukan klub dari Belgia Anderlecht dengan ekstra time untuk dua gol diambil penyerang yaitu Gianluca Vialli.

Kesuksesan sebagai juara di perlagaan itu merupakan sebagai sebuah momen kejayaan klub Sampdoria di pertandingan lokal  untuk tahun yang berikutnya, ada beberapa posisi yang enggak bisa diambil dikarenakan pada tahun itu, klub AC Milan lewat trio Belandanya (Gullit, Van Basten dan Rijkaard), Inter Milan oleh dou jermannya (Mattheus & Klinsman) Napoli oleh mega bintang dari argentina Diego Maradona serta Juventus Juventus oleh  Roberto Baggio-nya sangat jauh lebih untuk di andalkan bagi merebut scudetto. Enggak begitu gampang untuk klub Sampdoria menghadapi persaingan yang sangat-sangat ketat oleh para pemain itu yang mempunyai kalangan – kalangan peserta yang dari luar “ penyerang’’, dan pemain lokal yang terbatas.

Biarpun Roberto Mancini dan Gianluca Vialli sebelum-belumnya mereka di pertandingan Piala dunia pada tahun 1990, dilihat secara wujud klub Sampdoria tidak ada apa-apanya kalau dilihat dengan 4 klub itu, akan tetapi Vujadin Boskov dilihat dengan keadaan peserta yang bisa dibilang pas-pasan aja, bisa memaksimalkan kemampuan yang dipunyai para pemain. Mancini dan Vialli bermain yang semangat oleh menjadi duet yang tajam sebagai lini depan, untuk Vialli mengambil hasil sebagai pemain top skorer untuk 20 gol, sedangkan Mancini pun tidak kalah oleh mempersembakan 13 gol. Di lini sayap, Boskov mempercayakan Attilio Lombardo menjadi peserta yang ganas, untuk suport Branca dan Katanec. Di lini belakang ketangguan klub Sampdoria dijaga oleh beberapa duo center back yang sangat kuat sedangkan dari Vierchowod dan Lanna. Gianluca Pagliuca sebagai pemain yang terakhir yang sangat kuat untuk mengawal gawangnya Sampdoria.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive