Selalu Menyajikan Berita Terkini

Jumat, 10 Maret 2017

KETIKA DI PIALA DUNIA TAHUN 1978, TENGGANG AIB BERSAMA KEHORMATAN ARGENTINA


Dimasa hidup terpaksa dan terteror sampai, kurang lebi 15.000 sampai 30.000 orang yang sudah terbunuh atau pun hilang. Bagi siapa pun yang menghadapi penguasa di balik junta angkatan senapati  Jorge Rafael Videla pada tahun 1976 sampai 1981, maka bakal bermasalah atau melayang nyawahnya.

Itulah di tahun silam Argentina yang didalam tekanan apa yang dikatakan Dirty War. Posisi inilah yang mencampak keberadaan disaat piala dunia pada tahun 1978 di Argentina. FIFA sudah memastikan kalau di Piala Dunia ke-11 dibuka di negara itu pada tahun 1966. Akan tetapi, sangat cepat pergantian strategi dan begitu cepatnya Argentina yang tadinya diatur oleh Isabel Martinez de Peron yang menyalurkan pangkat dari suaminya yaitu Juan Peron, akan tetapi tiba-tibu didalam jajahan junta militer yang sangat jahat.

Suram dan remang. Demikian hari Argentina kenyam hidup mereka di tangani oleh  junta militer. Perkiraan didunia bebas kepada Argentina juga begitu remang. Kemudian, sempat nampak pesmisme tentang pengelolaan Piala  Dunia ketika di tahun 1978 itu. Maupun dari luar negara ataupun rakyat dari Argentina sendirinya.

Akan tetapi, Videla mengambil kesempatan event besar itu untuk mengganti gaya negaranya dari haluan luar ataupun dari rakyatnya sendiri. Dia mengambil 10 % biaya dasar negeri supaya bisa memodali ke Piala Dunia di tahun 1978. Dan dia juga menyuruh nontona itu dilaksanakan berhasil kelihatannya, dan bila perlu Argentina menjuarai.
Pengurusan Piala Dunia di tahun 1978 memang berhasil. Malah, Argentina terakhirnya menjadi sang juara. Akan tetapi, itu tidak menghapuskan rasa pedi dan kesedihan penduduk Argentina yang merasakan sangat terjepit selama adanya kerajaan dari Videla.

Di saat Piala Dunia di tahun 1987 itu hanya dianggap kampanye junta militer dan sesuat aib kenangan negara itu aja. Akan terapi, di posisi yang lain, itu juga bisa dikatakan menampilkan kebanggaan. Karena, Mario Kempes duduk terakhinya tampil menjadi sang juara sesudah menaklukkan klub Belanda dengan skor 3-1 ketika itu di final. Untuk yang pertama kalinya bagi klub, Argentina menjuarai mereka sangat-sangat senang bisa terlepas dari kejahatan  junta militer.

Maka dari itu, ketika Piala Dunia di tahun 1978 sangat memperingatkan aib kenangan bagi klub Argentina, dan seiring menampilkan kehormatan. Sebagi, keberhasilan 35 tahun yang lalu itu sangat di kenang dengan klub Argentina di lapangan Monumental, Selasa (25/6/2013) waktu domestik.

Dimasa itu pelatih yang menuntun klub Argentina menjuarai Piala Dunia di tahun 1978, itu  Cesar Luis Menotti, mengikuti sanggang cerita.

Di perkirakan, kumpulan pemain-pemain ketika di Piala Dunia tahun 1978 itu berhak atas bembenaran dunia dan memestakan atas keberhasilan,’’ bilang Menotti.

Mereka ketika itu sangat kesusahan, bukanya karena mereka sendiri aja, akan tetapi ada beberapa peserta yang enggak diakui dengan dunia bola kali dikarenakan bola kaki itu dicampurkan sebagai ketatanegaraan,tambahannya.

Masa itu Menotti pun sangat sadar, Piala Dunia di tahun 1978 itu juga mempunyai arti makna untuk rakyat Argentina. Biar pun itu dibuat oleh junta militer untuk kampanye, akan tetapi rakyat Argentina juga pantas merasainya.

Untuk para peserta itu bertanding demi rakyatnya. Pemain bermain di atas lapangan dan melakukan segala yang dipunyai. Menyatukan untuk para peserta oleh autokrat, bagi mereka itu membuat aib. Sebagai, tujuan pertama mereka iyalah bisa berada di final dan itu sangat-sangat menakjupkan, bilang Menotti yang dia berusia 74 tahun saat ini.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive