Berita bola-Ironisnya, waktu mempresentasikan diri menjadi anggota J-League ketika di tahun 1991, ofisial tim diberitakan kalau peluang Kashima Antlers bisa bersatu hanya mencapai 0,0001 % aja.
Kenangan klub
Pertama kali berdirinya pada tahun 1947 dari sebentuk divisi rekreasi perusahaan alat berat Sumitomo. Saat ini, Kasima Antlers ialah klub paling berhasil dalam hasil J-League, untuk mengoleksi 21 macam trofi untuk berapa tahun ini, terbilang mengambil 3 gelar juara pada tahun 2000 dan 3 trofi berhasil secara berturut-turut pada tahun 2007 hingga di tahun 2009.
Ironisnya, waktu mempresentasikan diri menjadi anggota J-League ketika di tahun 1991, ofisial tim diberitakan kalau peluang Kashima Antlers bisa bersatu hanya mencapai 0,0001 %. Dibantu dengan kelompok lokal yang berjaya, Kashima akhirnya bisa bersatu oleh Liga dan sangat terpengaruh dengan salah satu pemain bintang sepak bola Jepang, Arthur Antunes Coimbra, maupun yang lebih dikenal untuk sebutan dengan Zico.
Zico ialah pemain yang pertama yang bisa mencetak hattrick di J-League pada tanggal 16 Mei tahun 1993, dan pada hari itu juga dia membawa klubnya memetik kemenangan di putaran pertama pertandingan. Biar pada akhirnya klub itu kalah di babak final dari Verdy Kawasaki, mereka sudah memperlihatkan menjadi salah satu klub papan atas waktu awal pertandingan, sebelum pada akhirnya bisa mengambil gelar pertama mereka ketika di tahun 1996.
Waktu di tahun 1997 sampai di tahun 2002, Antlers berhasil mengambil 11 gelar lainnya. Di tahun itu, Antlers juga menjadi pembekal pemain terhebat di tim nasional Jepang dan lapangan mereka diperbarui diajang Piala Dunia di tahun 2002 yang lalu.
Pertama kali berdirinya pada tahun 1947 dari sebentuk divisi rekreasi perusahaan alat berat Sumitomo. Saat ini, Kasima Antlers ialah klub paling berhasil dalam hasil J-League, untuk mengoleksi 21 macam trofi untuk berapa tahun ini, terbilang mengambil 3 gelar juara pada tahun 2000 dan 3 trofi berhasil secara berturut-turut pada tahun 2007 hingga di tahun 2009.
Ironisnya, waktu mempresentasikan diri menjadi anggota J-League ketika di tahun 1991, ofisial tim diberitakan kalau peluang Kashima Antlers bisa bersatu hanya mencapai 0,0001 %. Dibantu dengan kelompok lokal yang berjaya, Kashima akhirnya bisa bersatu oleh Liga dan sangat terpengaruh dengan salah satu pemain bintang sepak bola Jepang, Arthur Antunes Coimbra, maupun yang lebih dikenal untuk sebutan dengan Zico.
Zico ialah pemain yang pertama yang bisa mencetak hattrick di J-League pada tanggal 16 Mei tahun 1993, dan pada hari itu juga dia membawa klubnya memetik kemenangan di putaran pertama pertandingan. Biar pada akhirnya klub itu kalah di babak final dari Verdy Kawasaki, mereka sudah memperlihatkan menjadi salah satu klub papan atas waktu awal pertandingan, sebelum pada akhirnya bisa mengambil gelar pertama mereka ketika di tahun 1996.
Waktu di tahun 1997 sampai di tahun 2002, Antlers berhasil mengambil 11 gelar lainnya. Di tahun itu, Antlers juga menjadi pembekal pemain terhebat di tim nasional Jepang dan lapangan mereka diperbarui diajang Piala Dunia di tahun 2002 yang lalu.
Dia juga menjalani waktu paceklik hasil, ialah ketika di tahun 2003 sampai di tahun 2006, di mana kala itu mereka kalah bertanding oleh Urawa Reds dan Gamba Osaka.
Di tahun 2007, Antlers baru bisa kembali mengambil keberhasilan. Sampai sekarang ini, Antlers paling enggak bisa mengambil satu gelar di setiap tahunnya. Secara berturut-turut, yang dirahi 3 trofi pada tahun 2007 hingga di tahun 2009, juara Piala Emperor pada tahun 2010, dua Piala Nabisco Yamazaki pada tahun 2011, pada tahun 2012, dan diiringi oleh 2 keberhasilan di Piala Super Xerox pada tahun 2009 dab di tahun 2010 yang lalu.
Sebab banyak tim Jepang yang terinspirasi dengan sepak bola Brasil, Antlers sempat juga ditangani dengan pelatih dari negara Samba. Jorginho, Edu, Cerezo, dan Selain Zico mereka sempat dipercaya menjadi pelatih. Pelatih yang paling berhasil ialah Oswaldo Oliveira, untuk menjalankan tim diantara tahun 2007 hingga di tahun 2011.
Kecuali di tahun 2012, Antlers juga tidak pernah melupakan pada tahun itu di luar 10 besar selama 20 tahun lamanya.
Pemain sejarah Brasil Zico sampai sekarang ini masih dibilang menjadi sejarah untuk klub, sebagai kolong layar 'Semangat Zico' sering dipanggil dengan suporter. Skil dan kisahsejarahnya menjunjung klub dari semua aspek dan waktu hari itu dia dikenal menjadi rajanya sepak bola di kota Jepang dan ada patuh di depan Kasima lapangan untuk memandangnya.
Dia dikenal menjadi bek terhebat di angkatannya, Yutaka Akita menyelesaikan karirnya di Antlers selama sepuluh tahun dan ikut membela timnas Jepang katika di Piala Dunia pada tahun 1998 dean di tahun 2002. Dia dikenal karena bawa bolanya menakjubkan di atas atau di luar arena dikenal karena strategi cepat linca dan selalu berlatih keras.
Di tahun 2007, Antlers baru bisa kembali mengambil keberhasilan. Sampai sekarang ini, Antlers paling enggak bisa mengambil satu gelar di setiap tahunnya. Secara berturut-turut, yang dirahi 3 trofi pada tahun 2007 hingga di tahun 2009, juara Piala Emperor pada tahun 2010, dua Piala Nabisco Yamazaki pada tahun 2011, pada tahun 2012, dan diiringi oleh 2 keberhasilan di Piala Super Xerox pada tahun 2009 dab di tahun 2010 yang lalu.
Sebab banyak tim Jepang yang terinspirasi dengan sepak bola Brasil, Antlers sempat juga ditangani dengan pelatih dari negara Samba. Jorginho, Edu, Cerezo, dan Selain Zico mereka sempat dipercaya menjadi pelatih. Pelatih yang paling berhasil ialah Oswaldo Oliveira, untuk menjalankan tim diantara tahun 2007 hingga di tahun 2011.
Kecuali di tahun 2012, Antlers juga tidak pernah melupakan pada tahun itu di luar 10 besar selama 20 tahun lamanya.
Pemain sejarah Brasil Zico sampai sekarang ini masih dibilang menjadi sejarah untuk klub, sebagai kolong layar 'Semangat Zico' sering dipanggil dengan suporter. Skil dan kisahsejarahnya menjunjung klub dari semua aspek dan waktu hari itu dia dikenal menjadi rajanya sepak bola di kota Jepang dan ada patuh di depan Kasima lapangan untuk memandangnya.
Dia dikenal menjadi bek terhebat di angkatannya, Yutaka Akita menyelesaikan karirnya di Antlers selama sepuluh tahun dan ikut membela timnas Jepang katika di Piala Dunia pada tahun 1998 dean di tahun 2002. Dia dikenal karena bawa bolanya menakjubkan di atas atau di luar arena dikenal karena strategi cepat linca dan selalu berlatih keras.
0 komentar:
Posting Komentar