Seandainya Ahok Seperti Rizieq yang Kabur - Membandingkan seorang Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab memang sangat tidak relevan. Ahok sebagai mantan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sudah banyak memberikan manfaat positif bagi warga DKI selama masa pelayanannya. Beda dengan Rizieq yang lebih banyak memberikan pernyataan kontroversial dibanding ceramah yang menyejukkan umat. Agen Judi Bola Terpercaya
Tapi apa boleh buat, meski banyak hal yang membuat keduanya tidak pantas untuk disandingkan, masyarakat Indonesia selalu mengkait-kaitkan keduanya dalam beberapa waktu terakhir, sehubungan proses hukum yang dihadapi keduanya.
Ahok sudah menyelesaikan tahapan proses peradilan yang membawanya mendekam dua tahun di dalam penjara. Ahok harus berjiwa besar menghadapi hukuman atas pernyataannya yang menyinggung Surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu bulan September 2016 lalu. Meski saat itu semua orang tahu, Ahok tak ingin kitab suci Alquran digunakan lawan politk untuk menjatuhkannya dalam kontestasi pilkada.
Sementara itu, di sisi yang lain, Rizieq Shihab harus berurusan dengan proses hukum karena kasus chat pornografi dengan Firza Husein menjadi viral di tengah masyarakat. Sungguh perilaku yang bertolak belakang dengan gelar ulama yang disematkan massa FPI kepada sang junjungan. Di saat Rizieq dengan lantang meneriakan penutupan tempat maksiat, foto mesum yang dikirim Firza seperti menjadi cermin raksasa agar Rizieq jangan munafik deh. Game | Bola | QQ | Poker | Casino338a
Kini setelah kasusnya mencuat, Rizieq menghilang dari Indonesia dengan alasan umroh ke Arab Saudi. Dia pergi setelah dua kali mangkir dari panggilan pemeriksaan yang dilayangkan Polda Metro Jaya. Rizieq juga sempat dikabarkan berada di Malaysia dan balik lagi ke Arab Saudi. Perjalanannya yang terkesan melarikan diri kemudian diganjar status tersangka oleh Polda Metro Jaya. Al hasil, kini Rizieq dalam situasi yang terpojok, pulang takut (diciduk), tak pulang rindu (Firza).
Apa yang dilakukan Rizieq saat ini untungnya tidak dilakukan Ahok. Bahkan, Ahok mengajarkan kepada Rizieq bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bermental badja, berani berbuat harus siap bertanggung jawab. Bukan melarikan diri sambil berharap datangnya pertolongan.
Seandainya Ahok seperti Rizieq, yang mangkir dari pemeriksaan, mungkin fitnahan kepada aparat semakin kencang berhembus bahwa Polri melindungi penista agama. Beruntung Ahok tanpa dipanggil pun sudah datang sendiri ke Polda Metro Jaya untuk melakukan klarifikasi atas kasus yang dituduhkan padanya. Sikap ini mungkin sederhana, tapi jika Ahok memilih mangkir seperti Rizieq, situasi mungkin akan semakin gaduh.
Seandainya Ahok seperti Rizieq, yang tetap memilih kabur meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, mungkin situasi Jakarta akan semakin panas. Ketiadaan Ahok bisa-bisa membuat massa 212 melakukan demo berjilid-jilid bahkan bisa menduduki Balai Kota tempat kerja Ahok. Ancaman kepada situasi kamtibmas di Ibukota Jakarta akan nyata jika Ahok kabur.
Beruntung Ahok sangat kooperatif, sehingga setiap tahapan peradilan yang sudah dijadwalkan bisa berjalan dengan baik tanpa harus menghasilkan situasi kamtibmas yang tidak kondusif.
Seandainya Ahok seperti Rizieq, yang harus meneriakan “Kriminalisasi Gubernur” terhadap dirinya, mungkin suasana Jakarta akan semrawut. Baik massa pro dan kontra Ahok akan lebih banyak terlibat caci maki dan mungkin benturan fisik akibat provokasi dengan kata “Kriminalisasi Gubernur”. Tapi yang terjadi, Ahok lebih memilih menyelesaikan kasusnya sendiri, tanpa harus menghasut massa untuk mendukungnya.
Seandainya Ahok seperti Rizieq, yang meminta kepada Pemerintah untuk rekonsiliasi terhadap kasusnya, mungkin Presiden Jokowi akan pusing setengah mati karena dicerca dengan hujatan dan makian karena dianggap melindungi penista agama. Presiden bisa-bisa akan diserbu dengan gelombang demo 7 juta umat yang dikerahkan menuju Istana Negara.
Tapi yang dilakukan Ahok adalah tetap tenang dan berusaha menyelesaikan kasusnya secara independen tanpa intervensi siapa pun, termasuk Presiden. Lagi pula Presiden kan sudah dilarang agar tidak melakukan intervensi hukum kepada Ahok oleh GNPF-MUI dan FPI.
Ahok juga tidak ingin kepentingannya mengorbankan kepentingan orang lain. Ketika ditahan di LP Cipinang dan Mako Brimob Depok, ada ribuan massa yang datang untuk mendukungnya dari luar tahanan. Ahok memerlukan dukungan tersebut, namun dia menyerukan agar aksi itu sebaiknya dibubarkan dan para pendukung kembali ke rumah masing-masing.
Ini supaya tidak terjadi kemacetan panjang di sekitar area LP Cipinang dan Mako Brimob. Ahok tak ingin masalah yang sudah ada menjadi masalah-masalah baru dengan dukungan yang datang untuknya. Sikap yang mulia dan ksatria.
Berbeda dengan sikap Rizieq yang harus minta kawalan massa FPI ketika dipanggil untuk menjalani pemeriksaan. Rizieq bodoh amat dengan kemacetan DKI asal dirinya mendapat kekuatan dengan banyaknya massa yang mendampinginya.
Itulah Ahok, seandainya semua sikapnya dalam menghadapi proses hukum persis seperti yang dilakukan Rizieq saat ini, saya rasa Indonesia akan masuk dalam siaga 1 konflik horizontal. Benturan-benturan di dunia maya hingga dunia nyata akan terasa kencang hingga akhirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia ikut terancam persatuannya. Bandar Bola Game Online
Ahok begitu cinta sama negeri ini, bahkan ketika dia harus dijerat hukuman dua tahun penjara, kecintaannya semakin kuat dengan tidak menciptakan masalah-masalah baru di kemudian hari. Dia memilih menarik diri dari proses banding agar tak ada lagi energi yang terkuras sia-sia.
Bagi Ahok, dua tahun di penjara tidak lebih berat dari pada kehilangan persatuan dan kesatuan warga negara. Ahok mungkin salah di Kepulauan Seribu saat itu, tapi dia berbesar hati dengan mengakui kesalahan, meminta maaf dan menjalani proses hukum.
Seandainya Ahok seperti Rizieq yang tidak meminta maaf dan mengatakan hoax terhadap kasusnya, hmmmm.. apa yang terjadi ya kura-kura?
tanda nya orang yang benar2 mencintai tanah air nya ialah tidak akan kabur ke Luar Negeri walaupun memiliki masalah besar.. kesimpulan nya : ahok = patriot, karena tidak kabur ke LN walaupun mempunyai kasus penistaan agama.. sedangkan rizieq shihab = oportunis pengecut, karena kabur setelah memiliki masalah chatting-mesum..
BalasHapus