Selalu Menyajikan Berita Terkini

Sabtu, 04 Februari 2017

SEJARAH KLUB UDINESE UNTUK BERTAHAN DI SERIE- A

Nama lengkap Udinese.merupakan iyalah salah satunya para pendukung klub Arsenal dipastikan enggak akan bisa merasahi tendangan gol yang dicetak dengan Alexis Sanchez ke gawang musuh-musuhnya, seperti itu sebagai para pendukung dari klub Barcelona, tanpa kemunculan pemain yang dengan nama Udinese, pada tahun 1995-1996, klub Udinese merupakan iyalah enggak pernah mengnalami terdegradasi dari Serie-A. peringkat area papan ke 10 sangat sering di dudukkinya untuk klub Udinese yang berjuluk Zebra Kecil {zebrette} itu.iya, Udinese berkostum oleh jersey beriris-iris garis yang berwarna putih hitam serupa dengan pemain klub Italia lainnya yaitu seperti klub Juventus.

Biar begitu klub Udinese enggaklah klub sesebesar seperti Juventus yang menempati kota yang menjadi penduduk sumpek serupa turin dengan keuangannya yang sangat maju. Klub Udinese menggambarkan pemain dari Udine, dengan kota yang sangat kecil tetangga sama Venezia. Sekalipun terhitung kesebelasan peringat lin tengah dari kota yang sangat kecil, tetapi usah diragukan perbuatan dari klub Udinese didalam melangkah Serie-A. Salah satunya kesebelasan yang tertua sesudah klub Genoa terhormat mempunyai gaya yang sendiri biar bisa berkembang di timnas Italia.

Tetapi mereka bukan aja menempatin tempat di lin papan tengah di Serie-A, hanya Zebra kecil itu yang pernah menerobos di La Liga Champions pada tahun 2005-2006. Masa itu mereka bergabung di grup C oleh klub Barcelona, Panathinaikos dan Werder Bremen. Baru kemudian pada tahun 2011-2012 dan di tahun 2012-2013 klub Udinese bisa berulang-ulang lewat ke zona Liga Champions bertubi-tubi. Tatapi sangat disayangkan klub Udinese tersingkir di fase play-off sesampai di 2 tahun itu diharuskan hanya sebentar dan bergerak di Europa League aja.

Salah satunya belum terkira oleh penampilan individual serupa Antonio Di Natale, penyerang gaek mereka yang memberi top skor di Serie-A 2 tahun bertubi-tubi pada tahun 2009-2010 dan pada tahun 2010-2011 bekas pelatih klub, Francesco Guidolin, dia pernah mendapatkan pujian menjadi pelatih yang terbaik pada tahun 2010-2011.

Seperti itu mendapatkan hasil dari klub Udinese. Misalnya seperti ada bungna lebih harum yang dapat mereka ambil, pembuatan dan penghasilan peserta berkelas. Teknik pengnelihatan dan pemilihan untuk pemain yang dihadirkan oleh Giampaolo Pozzo, mengambil pemain, dan itu anak didik nya dari, Gino Pozzo, bisa dikatakan menjadi salah satunya pemain yang terbaik di timnas Italia.

Klub Udinese iyalah merupakan yang sangat jelas bisa membeli pemain-pemain yang mahal untuk harga dengan 80 juta poundsterling serupa klub Real Madrid untuk Gareth Bale dari klub Tottenham Hotspurs. Pemain yang termahal yang sempat di ambil oleh klub Udinese sewaktu berdirinya sampai tahun itu hanya dengan harga 8 juta euro pada disaat transfer Stefano Fiore dari klub parma tepatnya pada tahun 1999-2000.

Tetapi sesudah itu Fiore sukses dibeli oleh klub Lazio untuk harga 22 juta poundsterling. Inali yang sangat-sangat jauh lebih tinggi dari pada harga pengambilan. Dan itulah yang membuat dengan untuk Zebra Kecil itu.

Dibicarakan untuk Gino Pozzo, iyalah anak dari kesebelasan, kalau pemikiran yang mereka lakukan hanya pusat dengan kepada mengambilan pemain-pemain yang sangat muda dan untuk pembaharuab bagi klub. Selanjutnya yang mereka lakukan untuk menjual dan bisa memperoleh dengan harga-harga yang sangat tinggi.

Klub itu mengnelolah dana di gerup peserta yang berumur 17-23 tahun bertambah membanyak untuk klub Serie –A yang lain. Pemain-pemain lainnya sering melepaskannya hal itu. Dikarenakan untuk melakukan peserta muda untuk berusaha pemakayan berresiko untuk kecurian angka di liga. Tetapi kami punya pikiran untuk tujuan pejalana panjang, selainnya bukan untuk masa itu aja, kepada Gino disaat diwawancara oleh The Times.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive