Earth Hour di Surabaya: Formasi Angka hingga Kampanye Flora Fauna - Perayaan Earth Hour yang digelar tiap minggu ketiga bulan Maret di seluruh dunia, juga diselenggarakan di Surabaya. Aksi ini tidak hanya berisi pemadaman listrik dari pukul 20.30 hingga 21.30 saja, namun ada beberapa cara unik anak-anak muda di Surabaya.
Misalnya saja dengan menata kaleng bekas membentuk angka 60+. Kaleng ini pun diberi cahaya api dari energi minyak tanah. Ketika semua lampu dipadamkan, lantas cahaya kerlap-kerlip bertebaran dari kaleng. AGEN CASINO TERBAIK
"Jadi semua yang kita gunakan di sini bahan-bahan bekas, seperti kaleng bekas dan minyak bekas menggoreng atau jelanta," ujar Ketua Pelaksana Adriani Valianda Tobing di depan Perpustakaan Bank Indonesia Jalan Raya Darmo, Surabaya, Sabtu (24/3/2018).
Dalam acara yang rutin digelar di Surabaya sejak 2011, Tobing mengatakan tema tahun ini adalah connect to earth. Tak hanya mengajak peserta untuk berhemat energi saja, dia juga mengkampanyekan aksi peduli flora dan fauna. Misalnya, di Surabaya yang merupakan kawasan pesisir, ada hutan mangrove tempat tinggal berbagai ekosistem.
Tidak hanya itu, Tobing mengatakan aksi ini merupakan salah satu aksi dari berbagai macam aksi lanjutan yang bisa dilakukan setiap hari. Seperti membawa botol minuman sendiri, membawa totebag atau tas belanja, hingga menghindari sampah makanan.
Ini menurutnya untuk mencegah tertumpuknya sampah-sampah plastik yang secara perlahan akan merusak bumi. Tobing juga mengaku, tak mudah untuk mengkampanyekan aksi-aksi ini.
"Mematikan lampu itu sederhana tapi banyak yang tidak mengerti dampaknya, dan bahkan disepelekan banyak orang," lanjut Tobing. AGEN BOLA TERPERCAYA
Namun, dia juga mengapresiasi antusiasme peserta hari ini yang semakin banyak. Tidak cukup itu, tahun ini menurut Tobing ada pula banyak instansi yang ikut berpartisipasi. Contohnya Bandara Juanda, Artotel Surabaya, Hotel Yello, Coffee Toffee, hingga Herlijk Cafe.
Dalam acara yang dibuka sejak pukul 19.00 ini, ada pula suguhan beberapa hiburan. Misalnya tarian Sparkling Surabaya, Tarian Salsa, akustik, hingga Perkusi.
Tobing berharap, acara ini nantinya bisa semakin meriah di setiap tahunnya. Dia juga ingin kesadaran masyarakat akan pentingnya energi dan alam turut meningkat sehingga anak muda bisa lebih peduli.
"Harapannya acara ini tidak sampai di sini, dan tidak hanya dilakukan sejam saja, tapi bisa berkelanjutan untuk terus peduli dengan alam," harap Tobing.
0 komentar:
Posting Komentar