Kalau Nggak Suka Jokowi, Nggak Usah Macam-Macam - Mungkin ucapan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, ini sangat mewakili untuk disampaikan pada segenap masyarakat yang anti Jokowi maupun lawan politiknya. Setiap orang bebas punya pilihan maupun ambisi politik, namun bagaimana mereka menyalurkan aspirasi politiknya tentu perkara lain. Anda boleh nggak suka dengan Jokowi, siapa sih manusia di dunia ini yang 100 persen semua orang pasti akan suka dengannya? Bahkan Nabi Muhammad saja ada yang memusuhi. Tapi kalau Anda macam-macam dan membuat gonjang-ganjing di negara ini, itu perkara lain. AGEN POKER INDONESIA TERBESAR
Sejak era reformasi belum ada Presiden dengan latar belakang sipil yang awet memimpin negara ini. Pasca Soeharto lengser, BJ Habibie hanya bertugas menjadi Presiden antar waktu sembari menunggu pemilihan umum yang akhirnya memenangkan Gus Dur.
Gus Dur menjabat Anda tahu sendiri bagaimana Beliau langsung dikuya-kuya dan bahkan dihantam dengan isu korupsi Bulog. Anda percaya orang seperti Gus Dur korupsi? Lah wong mereka yang ada di inner circlenya saja malah sering bercerita Gus Dur itu acapkali tak punya uang cash. Dengan sangat bersahaja, hanya memakai celana pendek, Gus Dur mundur dari kursi kepresidenan dan Megawati pun naik menggantikannya.
Meski partainya memenangkan pemilu, Mega pun tak awet menjadi Presiden. Di pemilu berikutnya Ia gagal menjadi orang nomer satu negeri ini. Saat ia maju mencalonkan diri, salah satu isu yang banyak dihembuskan adalah soal gender. Kata mereka, pantang perempuan jadi pemimpin. Padahal partai-partai politik sekarang juga sering mengajukan calon kepala daerah berjenis kelamin perempuan. Semua memang akan menjadi berstandar ganda pada waktunya. AGEN BOLA TERPERCAYA
Kita pun kemudian punya Presiden dengan latar belakang militer lagi setelah Susilo Bambang Yudhoyono, pasca drama playing victims versus Megawati. Herannya di era ini sepertinya segala sesuatunya berjalan adem ayem. Tak ada tekanan masif pada Pemerintah seperti lima tahun awal pasca reformasi. Tapi sepuluh tahun itu juga membuat saya paham kenapa Gus Dur dan Megawati pernah clash dengan SBY. Negeri ini berjalan seolah semuanya baik-baik saja namun ternyata banyak bom waktu yang ditinggalkan. Banyak proyek mangkrak, korupsi dengan nilai besar (hey kasus e-ktp, hambalang, dll banyak terjadi di era ini), ormas-ormas meresahkan yang ‘dielus-elus’ dan akhirnya sekarang justru menjadi liar, penanganan kasus hukum yang morat-marit, dll.
Jokowi memang tidak sempurna. Soal penanganan beberapa kasus hukum misalnya memang terasa lambat. Namun bisa dipahami bahwa seharusnya kasus-kasus itu selesai kemarin-kemarin. Plus lagi kita juga harus mengejar banyak ketertinggalan dan pembangunan yang mangkrak.
Hasil kerja Jokowi itu sudah banyak dan nyata. Harga bensin di Papua tak lagi semahal dulu, banyak desa yang sekarang bisa menerima aliran listrik, jalan-jalan dibangun yang implikasinya nanti ke ekonomi dan kemudahan mobilitas penduduk juga, bandara diperbaiki, jaminan sosial juga berjalan, perikanan dan kemaritiman ditata, kemampuan diplomasi kita diakui dunia internasional, divestasi 51 persen saham Freeport juga berhasil dilakukan, dll. Hal ini juga diakui oleh Ryamizard.
Jadi saya agak bingung kalau banyak yang rese dan akhirnya usil menganggu Jokowi. Diajak maju ke arah yang lebih baik kok sepertinya susah sekali bagi sekelompok orang di Republik ini. Apakah perbaikan yang sedang dilakukan Jokowi ini mengusik periuk nasi kalian? Apakah karena Jokowi orang sipil? Apakah nusantara maju dan jaya sangat menyakitkan buat kalian?
Hantaman yang diberikan ke Jokowi sungguh beragam. Tahun lalu Ia banyak dituduh neolib. Tahun ini dituduh komunis. Ada ya neolib sekaligus komunis? Dulu dituduh plonga-plongo sekarang dibilang diktator. Loh ada ya diktator plonga-plongo? Ada juga narasi Jokowi anti Islam padahal relasi Jokowi sangat baik dengan sejumlah kyai. Karena gagal menghantam Jokowi dari segi kinerja maka mereka menghantam lewat narasi-narasi semu yang banyak ditelan mentah-mentah oleh masyarakat kita yang memang budaya literasinya rendah.
Konyolnya lagi di tengah kerja keras Jokowi masih ada saja pihak yang berusaha membangkitkan kembali kejayaan Orde Baru lewat beberapa kasus yang sedang ramai diperbincangkan. Hello,masyarakat kita masih belum amnesia dengan apa yang dilakukan Orba. Saya setuju ada hal baik dari Orba, namun hal buruknya juga tak sedikit. AGEN CASINO TERBAIK
![Agen Bola Casino Poker Terbesar Terbaik Terpercaya Agen Bola Casino Poker Terbesar Terbaik Terpercaya](https://media.giphy.com/media/l4FGInM0s1vc5qJkQ/giphy.gif)
Kalau Anda nggak suka dengan Jokowi, punya ambisi ingin jadi Presiden RI, punya tokoh idola untuk dijadikan the next RI 1 itu hak Anda. Silahkan berkompetisi secara sehat. Tonjolkan apa kelebihannya dan berkampanyelah secara sehat. Beri pendidikan politik yang baik untuk generasi mendatang. Jangan menggempur dengan hoax dan hal-hal yang meresahkan masyarakat. Kita ini sudah ketinggalan banyak dengan negara-negara lain. Cina saja yang beneran negara komunis sekarang sudah menjadi negara kapitalis, teknologi mereka sangat maju, dan bahkan mulai menggerus dominasi Amerika Serikat. Lah kok negara kita masih stuck dengan isu komunis dan sibuk bertengkar sendiri.
Sejak era reformasi belum ada Presiden dengan latar belakang sipil yang awet memimpin negara ini. Pasca Soeharto lengser, BJ Habibie hanya bertugas menjadi Presiden antar waktu sembari menunggu pemilihan umum yang akhirnya memenangkan Gus Dur.
Gus Dur menjabat Anda tahu sendiri bagaimana Beliau langsung dikuya-kuya dan bahkan dihantam dengan isu korupsi Bulog. Anda percaya orang seperti Gus Dur korupsi? Lah wong mereka yang ada di inner circlenya saja malah sering bercerita Gus Dur itu acapkali tak punya uang cash. Dengan sangat bersahaja, hanya memakai celana pendek, Gus Dur mundur dari kursi kepresidenan dan Megawati pun naik menggantikannya.
Meski partainya memenangkan pemilu, Mega pun tak awet menjadi Presiden. Di pemilu berikutnya Ia gagal menjadi orang nomer satu negeri ini. Saat ia maju mencalonkan diri, salah satu isu yang banyak dihembuskan adalah soal gender. Kata mereka, pantang perempuan jadi pemimpin. Padahal partai-partai politik sekarang juga sering mengajukan calon kepala daerah berjenis kelamin perempuan. Semua memang akan menjadi berstandar ganda pada waktunya. AGEN BOLA TERPERCAYA
Kita pun kemudian punya Presiden dengan latar belakang militer lagi setelah Susilo Bambang Yudhoyono, pasca drama playing victims versus Megawati. Herannya di era ini sepertinya segala sesuatunya berjalan adem ayem. Tak ada tekanan masif pada Pemerintah seperti lima tahun awal pasca reformasi. Tapi sepuluh tahun itu juga membuat saya paham kenapa Gus Dur dan Megawati pernah clash dengan SBY. Negeri ini berjalan seolah semuanya baik-baik saja namun ternyata banyak bom waktu yang ditinggalkan. Banyak proyek mangkrak, korupsi dengan nilai besar (hey kasus e-ktp, hambalang, dll banyak terjadi di era ini), ormas-ormas meresahkan yang ‘dielus-elus’ dan akhirnya sekarang justru menjadi liar, penanganan kasus hukum yang morat-marit, dll.
Jokowi memang tidak sempurna. Soal penanganan beberapa kasus hukum misalnya memang terasa lambat. Namun bisa dipahami bahwa seharusnya kasus-kasus itu selesai kemarin-kemarin. Plus lagi kita juga harus mengejar banyak ketertinggalan dan pembangunan yang mangkrak.
Hasil kerja Jokowi itu sudah banyak dan nyata. Harga bensin di Papua tak lagi semahal dulu, banyak desa yang sekarang bisa menerima aliran listrik, jalan-jalan dibangun yang implikasinya nanti ke ekonomi dan kemudahan mobilitas penduduk juga, bandara diperbaiki, jaminan sosial juga berjalan, perikanan dan kemaritiman ditata, kemampuan diplomasi kita diakui dunia internasional, divestasi 51 persen saham Freeport juga berhasil dilakukan, dll. Hal ini juga diakui oleh Ryamizard.
Jadi saya agak bingung kalau banyak yang rese dan akhirnya usil menganggu Jokowi. Diajak maju ke arah yang lebih baik kok sepertinya susah sekali bagi sekelompok orang di Republik ini. Apakah perbaikan yang sedang dilakukan Jokowi ini mengusik periuk nasi kalian? Apakah karena Jokowi orang sipil? Apakah nusantara maju dan jaya sangat menyakitkan buat kalian?
Hantaman yang diberikan ke Jokowi sungguh beragam. Tahun lalu Ia banyak dituduh neolib. Tahun ini dituduh komunis. Ada ya neolib sekaligus komunis? Dulu dituduh plonga-plongo sekarang dibilang diktator. Loh ada ya diktator plonga-plongo? Ada juga narasi Jokowi anti Islam padahal relasi Jokowi sangat baik dengan sejumlah kyai. Karena gagal menghantam Jokowi dari segi kinerja maka mereka menghantam lewat narasi-narasi semu yang banyak ditelan mentah-mentah oleh masyarakat kita yang memang budaya literasinya rendah.
Konyolnya lagi di tengah kerja keras Jokowi masih ada saja pihak yang berusaha membangkitkan kembali kejayaan Orde Baru lewat beberapa kasus yang sedang ramai diperbincangkan. Hello,masyarakat kita masih belum amnesia dengan apa yang dilakukan Orba. Saya setuju ada hal baik dari Orba, namun hal buruknya juga tak sedikit. AGEN CASINO TERBAIK
![Agen Bola Casino Poker Terbesar Terbaik Terpercaya Agen Bola Casino Poker Terbesar Terbaik Terpercaya](https://media.giphy.com/media/l4FGInM0s1vc5qJkQ/giphy.gif)
Kalau Anda nggak suka dengan Jokowi, punya ambisi ingin jadi Presiden RI, punya tokoh idola untuk dijadikan the next RI 1 itu hak Anda. Silahkan berkompetisi secara sehat. Tonjolkan apa kelebihannya dan berkampanyelah secara sehat. Beri pendidikan politik yang baik untuk generasi mendatang. Jangan menggempur dengan hoax dan hal-hal yang meresahkan masyarakat. Kita ini sudah ketinggalan banyak dengan negara-negara lain. Cina saja yang beneran negara komunis sekarang sudah menjadi negara kapitalis, teknologi mereka sangat maju, dan bahkan mulai menggerus dominasi Amerika Serikat. Lah kok negara kita masih stuck dengan isu komunis dan sibuk bertengkar sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar