Minggu, 23 Oktober 2016
Home »
» Dampak Wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej Terhadap Sepakbola Thailand
Dampak Wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej Terhadap Sepakbola Thailand
Berita Seputar Olahraga - Wafatnya raja Thailand menghadirkan dampak khusus pada sejumlah aspek tak terkecuali sepakbola, apa saja?
Duka mendalam tengah dialami rakyat Thailand menyusul wafatnya raja mereka, Raja Bhumibol Adulyadej yang mangkat pada usia 88 tahun pada 13 Oktober lalu.
Sebagai sosok raja dengan masa kepemimpinan terlama di dunia serta yang paling dicintai masyarakat Thailand, meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej membuat pemerintah Negeri Thailand,Gajah Putih langsung menetapkan masa berkabung selama satu tahun silam.
Kondisi tersebut tentu berdampak pada beberapa aspek penting di dalam negeri Thailand, tak terkecuali terhadap semarak sepakbola mereka yang beberapa tahun terakhir mulai bergeliat secara positif.
Setelah dipastikan adanya penghentian pada seluruh kegiatan olahraga, termasuk sepakbola, hiburan, dan rekreasi lainnya di Thailand dihentikan selama satu bulan guna menghormati raja,Thailand Wafatnya.kompetisi utama mereka Thai League turut dihentikan.
Ini berarti tak ada lagi dominasi Buriram United yang selalu menjadi juara selama tiga musim terakhir. Dengan kompetisi yang sebenarnya masih menyisakan tiga pekan, Muangthong United didaulat sebagai kampiun baru dengan Bangkok United menjadi runner-up. Demikian juga dengan ajang Piala Thailand yang memasuki fase semi-final, juara untuk mewakili Thailand di pentas Liga Champions Asia pun ditentukan melalui proses undian yang dimenangkan oleh Sukhothai FC.
AKTIVITAS TIM NASIONAL THAILAND MENGALAMI PENYESUAIAN
Di tengah kampanye babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia dan persiapan menuju Piala AFF 2016, seluruh agenda tim nasional Thailand mengalami perubahan menyusul suasana berkabung.
Uji coba internasional kontra Iran yang sedianya digelar pada 9 November dipastikan batal. Padahal, laga pemanasanya lawan tim nomor satu Asia tersebut bisa menjadi persiapan penting sebelum melanjutkan kiprah di kualifikasi Piala Dunia menghadapi Australia pada 15 November.
SIMAK JUGA: Ini Skuat Thailand Untuk Piala AFF 2016
Laga melawan Australia pun awalnya sempat diragukan untuk bisa berjalan mulus sesuai rencana. Wacana pemindahan lokasi digelarnya pertandingan dari Bangkok ke Singapura serta pertukaran laga kandang menjadi tandang terlebih dahulu sempat dimunculkan namun pada akhirnya Federasi Sepakbola Thailand (FAT) memutuskan untuk menggelarnya sesuai jadwal awal namun dengan beberapa syarat.
Syarat yang dimaksud adalah laga antara Thailand dan Australia yang dilangsungkan di Rajamangala National Stadium tak boleh dibalut dengan suasana meriah. Suporter kedua tim dihimbau untuk mengenakan kostum berwarna hitam, putih atau abu-abu untuk menghormati wafatnya sang raja yang punya peranan besar saat Thailand menjuarai Piala AFF 2014.
KEJUARAAN FUTSAL THAILAND DAN REGIONAL
Sama seperti kompatisi sepakbola, kejuaraan futsal domestik Thailand pun ikut dihentikan. Sebagai konsekuensinya, Chonburi Bluewave yang tengah memimpin klasemen dengan 42 poin keluar sebagai juaranya, diikuti oleh tim Thai Port FC dan Bangkok BTS.
Situasi lebih rumit terjadi pada kejuaraan futsal Asia Tenggara yang rencananya digelar di Bangkok pada 31 Oktober hingga 6 November mendatang, setelah sempat ditawarkan solusi penundaan oleh Federasi Sepakbola Asean (AFF), akhirnya diputuskan turnamen tahun ini dibatalkan lantaran Indonesia dan Singapura yang diharapkan menjadi tuan rumah pengganti tak memastikan kesediaan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar